Jumat, 17 Oktober 2014

EPTM - Penyakit Gagal Ginjal Kronis

Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
“Chronic Kidney Disease”
(Penyakit Gagal Ginjal Kronis)

 


 OLEH

ADRIANA SALLO SAMMANE
F1D211084
KESMAS REG. B

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013


Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan. CKD dapat menimbulkan simtoma berupa laju filtrasi glomerular di bawah 60 mL/men/1.73 m2, atau di atas nilai tersebut namun disertai dengan kelainan sedimen urin. Adanya batu ginjal juga dapat menjadi indikasi CKD pada penderita kelainan bawaan seperti hiperoksaluria dan sistinuria.
Pada tahap awal gagal ginjal kronis, anda dapat memiliki beberapa tanda atau gejala. Gagal ginjal kronis mungkin tidak akan terlihat jelas sampai fungsi ginjal anda menurun secara signifikan.

Epidemiologi
Prevalensi dan insidensi gagal ginjal terus meningkat di dunia tak terkecuali di Amerika Serikat. Data dari United State Renal Data System (USRDS) mengindikasikan bahwa gagal ginjal kronik meningkat 104% antara tahun 1990 – 2001. Menurut Third National Health and Examination Survey (NHANES III) diperkirakan bahwa prevalensi penyakit ginjal kronik di Amerika Serikat pada usia dewasa adalah 11% atau 19,2 juta dari penduduk di Amerika Serikat: 3,3% ( 5,9 juta ) pada stadium 1, 3% ( 5,3 juta ) pada stadium 2, 4,3 % ( 7,6 juta ) dengan stadium 3, 0,2% ( 400,000 ) dengan stadium 4 dan 0,2% (300,000) dengan stadium 5. Dan insidensi ESRD terus meningkat sejak tahun 1989. Amerika Serikat memiliki angka insidensi tertinggi, diikuti oleh Jepang. Dan Jepang memiliki prevalensi tertinggi, diikuti oleh Amerika Serikat.
Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Persatuan Nefrologi Indonesia (Perneftri) 2004, diperkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi menderita gagal ginjal kronis tahap terminal dari mereka yang menjalani cuci darah (hemodialisis) hanya sekitar empat ribu sampai lima ribu saja. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Pelaporan dan Pencatatan Rumah Sakit (SP2RS), diperoleh gambaran bahwa penyakit gagal ginjal menduduki peringkat ke empat dari sepuluh penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia dengan PMR sebesar 3,16% (3047 angka kematian). Sedangkan menurut data Profil Kesehatan Indonesia (2006), gagal ginjal menempati urutan ke 6 sebagai penyebab kematian pasien yang dirawat di RS di seluruh Indonesia, dengan PMR 2,99%.
Gejala Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Tanda dan gejala gagal ginjal kronis berkembang secara perlahan. Tanda dan gejala gagal ginjal kronis antara lain:
1.      Berkurangnya urin saat buang air
2.      Mual
3.      Muntah
4.      Hilang nafsu makan
5.      Lelah dan lemah
6.      Bermasalah dalam tidur
7.      Penurunan mental secara tajam
8.      Otot berkedut dan kejang
9.      Bengkak pada area kaki
10.  Timbul rasa gatal

Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal kronis antara lain:
1.      Diabetes
2.      Tekanan darah tinggi
3.      Penyakit jantung
4.      Merokok
5.      Obesitas
6.      Kolesterol tinggi
7.      Sejarah keluarga dengan penyakit ginjal
8.      Usia 65 tahun atau lebih

Diabetes
            Penyakit diabetes awalnya terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa di dalam tubuh. Umumnya, ketika glukosa yang diperoleh dari makanan akan langsung masuk ke dalam aliran darah setelah dicerna di usus. Kemudian glukosa akan masuk ke dalam sel untuk kembali diproses menjadi energi. Proses penyerapan glukosa dari aliran darah ke dalam sel ini membutuhkan insulin dan kepekaan sel reseptor insulin yang tinggiagar nantinya glukosa dapat menembus diniding sel masuk ke dalam sel. Jika tidak ada insulin dan/atau kepekaan sel reseptor insulin terhadap insulin berkurang, maka glujosa tidak  akan bisa terserap masuk ke dalam sel. Ia akan tetap berada dalam aliran darah sehingga kemudian kadar glukosa darah menjadi meningkat.
            Ketika kadar glukosa meningkat akibat berkurangnya asekresi insulin dan/atau menururnnya kepekaan sel terhadap insulin, maka akan dapat mempengaruhi kerja ginjal. Hal ini karena tubuh secara otomatis akan langsung membuang kelebihan glukosa dalam darah memlaui urin. Karenanya kemudian ginjal harus menyaring glukosa dalam darah untuk selanjutnya dibuang bersama dengan urin tersebut. Sekilas memang tidak tampak adanya masalah pada kinerja ginjal, mengingat ginjal memangbertugasmenyaring zat-zat racun lalu membuangnya dalam bentuk urin. Ikutnya glukosa dalam darah bersama urin maka akan mempengaruhi fungsi ginjal. Seperti halnya efek glukosa dalam darah pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan, efek yang sama pun dapat terjadi pada pembuluh darah halus (glomerulus) ginjal.
            Ketika pembuluh darah halus ginjal mengalami penyumbatan, maka fungsi ginjal dapat terhambat mengingat fungsi pembuluh darah tersebut adalah menyaring zat-zat racun dari dalam tubuh. Dengan fungsi ginjal yang terganggu tersebut, maka proses penyaringan zat-zat racun pun menhadi terhambat dan akhirnya zat tersebut terakumulasi di dalam tubuh. Kondisi inilahyang disebut dengan gagal ginjal dan/atau ginjal bocor.

Pencegahan
1.      Jika anda pengkonsumsi minuman beralkohol, minumah dengan tidak berlebihan. Namun alangkah lebih baik jika anda menghindari minuman tersebut.
2.      Jika anda menggunakan obat tanpa resep yang dijual bebas, ikutilah petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan. Penggunaan obat dengan dosis yang terlalu tinggi dan berlebihan akan dapat merusak ginjal.
3.      Jika anda mempunyai sejarah keturunan berpenyakit ginjal, konsultasikan pada dokter tentang obat apa yang sesuai dengan anda.
4.      Jagalah berat badan anda dengan selalu berolahraga secara teratur
5.      Jangan merokok dan jangan pernah berniat untuk mencoba merokok
6.      Selalu kontrol kondisi medis anda dengan bantuan dokter ahli untuk mengetahui kemungkinan peningkatan resiko gagal ginjal agar segera diatasi.
7.      Kepada penderita DM, agar selalu memeriksa kadar gula secara rutin, serta menjaganya selalu berada pada kondisi normal.

nb: sumbernya saya juga lupa. Tugas ini sebenarnya sudah lama sewaktu saya masih semester 5 :D


Model Komunikasi

Model Komunikasi

1.      Model Komunikasi menurut Claude Shannon dan Warren Weaver
Pada tahun 1949 model komunikasi Shannon dan Weaver disebut juga " Model Matematis" atau " Model Teori informasi". Maksud dari teori ini adalah model yang pengaruhnya atas model dan teori komunikasi lainnya. Setelah Shannon mengeluarkan model komunikasi tersebut dan di kembangkan oleh Weaver yang dikembangkan dengan harapan dapat diterapkan dalam semua bentuk komunikasi.
Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message) dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate)pesan tersebut. Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumberdaya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan.
Gambar dari model komunikasi Shannon dan Weaver.

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa ada sumber informasi yang membawa pesan yang dipancarkan melalui channel/media dan diterima ketujuan atau orang yang diajak komunikasi tidak jauh dari itu dalam proses komunikasi tersebut tidak jauh dari sumber gangguan. Contohnya: Saat seorang guru sedang mengajar dikelas, pada saat memberikan materi ( pesan yang disampaikan ) kepada murid-murid dalam proses pengajaran tersebut terdapat sumber gangguan misalnya adalah kelas sangat ribut sehingga tidak kondusif saat mengajar.
Pada model ini juga menyoroti masalah dalam penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya, selain itu model ini melukiskan suatu sumber yang menciptakan dan menyampaikan pesan melalui saluran kepada seorang penerima yang menyandi balikan/mencipta ulang pesan tersebut. Dengan kata lain model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi akan menghasilkan pesan yang akan di komunikasikan dari seperangkat alat pesan yang dimungkinkan.
Konsep penting dalam model ini adalah gangguan atau noise yaitu setiap rangsangan tambahan yang tidakdikehendaki dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
Gangguan yang terdapat pada konsep ini dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Gangguan Psikologis: Gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan yang mengganggu  penerimaan pesan yang akurat. Contoh: Melamun, Mengantuk, dan lain-lain.
2.      Gangguan Fisik: Gangguan yang secara langsung menyerang fisik seseorang. Contoh: Tunanetra, Tunarungu dan lain-lain
Konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaver adalah Entropi dan Redundansi. Konsep ini perlu adanya keseimbangan untuk menghasilkan komunikasi yang efisien.
Kelemahan model Shannon dan Weaver adalah :
-          Dipandang sebagai komunikasi satu arah
-          Tidak ada konsep umpan balik/ feedback
-          Dalam proses penyampaian komunikasi ada sumber gangguan
Kelebihan model Shannon dan Weaver adalah:
-          Dalam penyampaian komunikasi lebih mudah ditangkap
-          Membuat persoalan komunikasi menjadi persoalan kuantitas atau pengembangan teknologi.
-          Model komunikasi Shannon dan Weaver dapat diterapkan dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa.

2.      Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.
Model interaksional berlawanan dengan model stimulus-respon (S-R) dan beberapa model linier lainnya. Model interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Kualitas simbolik secara implisit terkandung dalam istilah “interaksional”, sehingga model interaksional berbeda dengan  interaksi biasa yang ditandai dengan pertukaran stimulus-respon. Model ini merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan perspektif simbolik, tokoh utamanya  George Herbert. Model interaksional sebenarnya sulit untuk digambarkan dalam model diagramatik, karena karakternya yang kualitatif, nonsistemik, dan nonlinier. Model yang lebih sesuai untuk melukiskan model ini adalah model verbal. Beberapa konsep penting yang digunakan dalam model ini yaitu diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.
Blummer mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar model ini yaitu :
  1. Manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya (simbol verbal, nonverbal, lingkungan fisik)
  2. Makna berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya
  3. Makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah lewat proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain (role taking). Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga (significant others) dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan (play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan  luas (generalized others) dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan (game stage).
Model interaksional  memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.  Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
Contoh dalam model interaksional ini yaitu ketika dua orang dengan budaya yang berbeda saling berkenalan. Dalam perkenalan tersebut kedua komunikator pasti akan berinteraksi dengan menanyakan nama, alamat, nomor telepon ataupun yang lain. Jika dalam obrolan itu mereka sudah menemui titik klop, seperti tokoh idola mereka yang sama, pasti mereka berdua lebih membuka diri dalam membicarakan tentang dirinya dan juga tokoh idolanya tersebut, sehingga proses interaksi mereka dapat menyatu dan saling memberikan timbal balik (feedback). Dalam konteks ini komunikasi berlangsung secara efektif.

3.      Model Transaksional
            Model komunikasi transaksional adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Model komunikasi transaksional berarti proses yang terjadi bersifat kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan. Dalam model ini komunikasi merupakan upaya untuk mencapai kesamaan makna. Apa yang dikatakan seseorang dalam sebiah transaksi sangat dipengaruhi pengalamannya dimasa lalu. Misalnya, seseorang banyak berkata tentang penyakit jantung, bagaimana rasanya, usaha apa saja untuk mengontrol penyakit ini, dan obat apa yang mampu mengontrolnya. Dipastikan orang yang berbicara banyak tentang penyakit ini adalah orang yang memiliki pengalaman dengan penyakit ini, misalnya dia seorang yang menderita penyakit jantung, orang yang disayangi menderita sakit jantung, atau dia adalah seorang dokter.
Model komunikasi transaksional membangun kesadaran kita bahwa antara pesan satu dengan pesan yang lain saling berhubungan, saling ketergantungan. Asumsi model ini adalah ketika komunikasi terjadi terus menerus, kita akan berurusan dengan elemen verbal dan non verbal, artinya para komunikator sedang menegosiasikan makna. Ketika anda mendengarkan seseorang yang berbicara, sebenarnya pada saat itu bisa saja anda pun mengirimkan pesan secara nonverbal (isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada pembicara tadi. Anda menafsirkan bukan hanya kata-kata pembicara tadi, juga perilaku nonverbalnya. Dua orang atau beberapa orang yang berkomunikasi, saling bertanya, berkomentar, menyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat bahu, memberi isyarat dengan tangan, tersenyum, tertawa, menatap, dan sebagainya, sehingga proses penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) bersifat spontan dan simultan di antara orang orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta terlibat dalam komunikasi, akan terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal. Contohnya, ketika seorang teman anda sedang menceritakan pengalamannya sebagai dokter ahli jantung. Anda yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran mungkin merasa kesulitan memahami kata-kata teman anda, anda hanya diam mendengarkan sambil mengerutkan dahi. Melihat ekspresi anda yang seperti itu, kemungkinan teman anda akan menjelaskan kata-kata sulit tersebut kemudian meneruskan pembicaraan. Dalam pembicaraan anda dan teman anda terjadi pertukaran tidak hanya elemen verbal tetapi elemen nonverbal juga. Disini elemen nonverbal memiliki kedudukan sama pentingnya dengan elemen verbal.
Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang anda kemukakan kepadanya juga mengubah penafsiran orang lain tersebut atas pesan-pesan anda, dan pada gilirannya, mengubah penafsiran anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi, yang lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang mungkinkan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung. Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang lain di sekitar, bahkan meninggalkan ruangan, semuanya bentuk-bentuk komunikasi, semuanya mengirimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut anda, ekspresi wajah anda, jarak fisik antara anda dengan orang lain, nada suara anda, kata-kata yang anda gunakan, semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian anda.


sumber : lupa :D


Pengertian Jurnalistik

Pengertian Menurut Para Ahli:
1.        Haris Sumadiria
Jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya denga secepat-cepatnya.
2.        Adinegoro
Jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya.
3.        Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazines (1969:3)
Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah dan disiarkan di stasiun siaran
4.        M. Djen Amar
Jurnalistik adalah usaha memproduksi kata-kata dan gambar-gambar yang dihubungkan dengan proses transfer idea tau gagasan dengan bentuk suara, inilah cikal-bakal makna jurnalistik sederhana.
5.        M. Ridwan

Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpul, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan-terbitan berkala lainnya. Selain bersifat keterampilan praktis, jurnalistik merupakan seni.

sumbernya : lupa :D

Data, Jenis Skala Pengukuran dan Pengolahan Statistik Skala

Tugas

METODOLOGI PENELITIAN


OLEH :
ADRIANA SALLO SAMMANE
F1D2 11 084
Kesmas Reguler B


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014


1.        Data merupakan sekumpulan atau kejadian atau peristiwa yang terjadi secara nyata yang diperoleh dari suatu pengamatan yang berupa angka atau kategori yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar sebagai sebuah informasi
Jenis-jenis data, yaitu:
a.       Data Kuantitatif merupakan data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka.
Contohnya:
-          Jumlah pembeli sapi pada saat hari raya Idul Adha adalah 50 orang.
-          Berat badan rata-rata mahasiswa promosi kesehatan adalah 50 Kg.
-          Tinggi badan Adriana Sallo Sammane adalah 150 Cm
-          Jumlah ruangan kuliah fakultas kesehatan masyarakat adalah 9 ruangan
-          Jumlah tas yang saya miliki adalah 4 buah.
-          Skor hasil belajar
-          Suhu
-          Jumlah pemilik kendaraan bermotor di kota kendari
b.      Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya:
-          Gambaran terhadap suatu objek pemandangan
-          Presepsi konsumen gorengan terhadap penggunaan kantong plastik
-          Persepsi masyarakat di pedesaan terhadap program KB
-          Jenis kelamin
-          Warna kesukaan
-          Asal suku
-          Status perkawinan
-          Agama
c.       Data diskrit adalah data yang sifatnya terputus-putus, nilainya bukan merupakan pecahan (angka utuh). Contohnya:
-          Jumlah meja dalam ruangan sebanyak 30 meja
-          Jumlah penduduk desa Lamendora
-          Jumlah bangunan tinggi di kota Kendari
-          Jumlah penderita HIV/AIDS di kota Kendari
-          Jumlah mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat peminatan promosi kesehatan
-          Jumlah motor yang terparkir di halaman parkir FKM UHO
-          Pengelompokan bunga berdasarkan warnanya
-          Jumlah mobil yang dimiliki anggota DPR.
d.      Data Kontinu adalah adalah data yang sifatnya sinambung atau kontinyu, nilainya bisa berupa pecahan.
Contohnya, yaitu:
-          Hasil panen jagung adalah 1,2 ton.
-          Hasil pengukuran tinggi badan seseorang
-          Berat badan
-          Panjang jalanan di suatu wilayah
-          Luas daerah A sebesar 400 km2
-          Kecepatan mobil 60/km jam
-          Jarak Surabaya – Semarang
e.       Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.
Contohnya:
-          Mewawancarai langsung guru untuk meneliti kinerja guru
-          Mewancarai penduduk desa Lamendora dengan menggunakan kuisioner
-          Tingkat kepuasan mahasiwa terhadap pelayanan PusKom diperoleh dari wawancara
-          Mewancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.


f.       Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Contohnya:
-          Dari keterangan kepala desa tegalombo, mata pencaharian masyarakat sebagian besar petani
-          Mengambil data 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas atau Rumah sakit.
-          Jumlah pengunjung perpustakaan FIS UNY pada bulan januari sampai maret diperoleh dari daftar hadir
-          Jumlah kasus perampokkan di Kota Sleman pada tahun 2005 sampai 2010 diperoleh dari data dari kantor polisi setempat
-          Jumlah kasus pencurian di Jakarta diperoleh dari data yang ada di kantor polisi
-          Jenis kendaraan yang diminati masyarakat kabupaten pati pada tahun 2007 sampai 2011 yang dipeoleh dari data yang dimiliki dealer
-          minat masyarakat untuk mengikuti program KB diperoleh dari data kepala desa
-          Jumlah siswa yang telat berangkat sekolah. Data diperoleh dari satpam
g.      Data mentah merupakan data yang belum diolah atau data yang belum sempurna yang baru saja diambil dari penelitian tertentu. Contohnya:
-          Data kuesioner PBL 1 FKM UHO
-          Data pra test dan post test kuesioner penyuluhan pada saat PBL
-          Data kepemilikan jamban
h.      Data olahan merupakan data yang sudah diolah dimana data ini sebelumnya berasal dari data mentah yang kemudian menjadi data olahan karena telah dilakukan pengukuran dan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi, sehingga bisa menghasilkan informasi. Contohnya:
-          Jumlah penderita ISPA berdasarkan umur
-          Jumlah penduduk di suatu kecamatan berdasarkan jenis kelamin
-          Jumlah warga di desa X berdasarkan suku
-          Jumlah mahasiswa universitas Halu Oleo berdasarkan fakultas
i.        Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah tujuan pengukuran, ada objek ukur, alat ukur, proses pengukuran, hasil pengukuran kuantitatif. Contohnya:
-          Berat badan rata-rata mahasiswa promosi kesehatan adalah 50 Kg.
-          Hasil pengukuran status gizi balita di desa.
-          Hasil pengukuran luas bangunan FKM UHO
-          Hasil pengukuran LILA ibu
j.        Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Contohnya:
-          Pengamatan bakteri E.Colli pada penjual Somai
-          Pengamatan terhadap perilaku keluarga binaan di PBL 2 dan 3
-          Pengamatan terhadap perilaku mahasiswa pada saat mengikuti UTS dan UAS
-          Pengamatan sikap dan perilaku siswa SD terhadap  PHBS
-          Pengamatan seseorang terhadap pelayanan perawat di rumah sakit
-          Pengamatan kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan A. Yani
-          Pengamatan terhadap reaksi kimia  minuman bersoda terhadapan kenaikan asam lambung



2.      Jenis-Jenis Skala Pengukuran
1.      Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada. Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas, atau klasifikasi. Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengidentifikasi dan membedakan.
Contoh: kota ( Kendari, Bandung, dll ), Jenis penyakit , Suku ( bugis, tolaki, dll ), Nomor KTP/SIM/Kartu Pelajar, Bulan ( september, april, dll ) jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai seseorang, yakni laki-laki atau perempuan.
2.      Skala Ordinal
Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya. Pada skala ordinal, dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal
Contoh : jarak ( jauh, sedang, dekat ),  tekanan darah ( tinggi, normal, rendah ), kategori pengetahuan ( baik, sedang, kurang ),  tingkat keparahan penyakit, tingkat kesembuhan. dalam kelas kepelatihan yang terdiri dari beberapa trainee Adi, Budi, Santi, Eka, Fitri, dan Gina. Eka adalah siswa yang paling tinggi, diikuti kemudian oleh Adi dan Santi, sedangkan Gina adalah siswa yang paling pendek, yang agak tinggi Budi, dan diikuti kemudian oleh Fitri. Dalam analisis data, ada kemungkinan seorang pengembang ingin mengurutkannya dari variabel paling tinggi ke yang paling rendah, atau sebaliknya dari yang paling rendah sampai ke yang paling tinggi. Untuk tujuan itu, mereka dapat melakukan analisis pada para trainee, kemudian diurutkan sesuai dengan keperluannya. Hasil yang dicapai di antaranya menjadi seperti berikut: Eka, Adi, Santi, Fitri, Budi, dan Gina Tingkat kesembuhan penyakit. Prestasi kerja,Urutan juara dalam pertandingan,Senioritas pegawai, Pangkat kepolisian.
3.      Skala Interval.
Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal atau ordinal.Skala interval juga memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal, namun dengan unit yang sama. Melalui unit yang sama maka perbedaan antara unit-unit yang berdekatan pada skala itu ekuivalen
Contoh : indeks prestasi, tingkat kecerdasan (IQ), tekanan darah, suhu badan, skor TOEFL. Frekuensi denyut jantung, Besar sudut (derajat),tekanan udara, Tingkat radiasi .
4.      Skala Rasio.
Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran di atas, ditambah dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur.
Contoh :  jarak rumah, usia, waktu, panjang, dosis obat,Nilai ujian, Dosis obat,Kadar zat kimia dalam makanan, Banyaknya sel kanker, Luas suatu ruangan


3.      Pengolahan Statistik Skala  Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
1.      Skala Nominal
Menuruti Sugiono, alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang digunakan untuk data nominal adalah Coefisien Contingensi. Akan tetapi karena pengujian hipotesis Coefisien Contingensi memerlukan rumus Chi Square (χ2), perhitungannya dilakukan setelah kita menghitung Chi Square. Penggunaan model statistik nonparametrik selain Coefisien Contingensi tidak lazim dilakukan.
2.      Skala Ordinal
Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang lazim digunakan untuk data ordinal adalah Spearman Rank Correlation dan Kendall Tau.
3.      Skala Interval
Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik parametrik yang lazim digunakan untuk data interval ini adalah Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan Multiple Regression.
4.      Skala Rasio
Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data rasio. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) yang digunakan adalah statistik parametrik dan yang lazim digunakan untuk data rasio ini adalah Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan Multiple Regression.Sesuai dengan ulasan jenis pengukuran yang digunakan, maka variabel penelitian lazimnya bisa di bagi menjadi 4 jenis variabel, yakni variabel (data) nominal, variabel (data) ordinal, variabel (data) interval, dan variabel (data) rasio.