Jumat, 17 Oktober 2014

EPTM - Penyakit Gagal Ginjal Kronis

Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
“Chronic Kidney Disease”
(Penyakit Gagal Ginjal Kronis)

 


 OLEH

ADRIANA SALLO SAMMANE
F1D211084
KESMAS REG. B

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013


Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan. CKD dapat menimbulkan simtoma berupa laju filtrasi glomerular di bawah 60 mL/men/1.73 m2, atau di atas nilai tersebut namun disertai dengan kelainan sedimen urin. Adanya batu ginjal juga dapat menjadi indikasi CKD pada penderita kelainan bawaan seperti hiperoksaluria dan sistinuria.
Pada tahap awal gagal ginjal kronis, anda dapat memiliki beberapa tanda atau gejala. Gagal ginjal kronis mungkin tidak akan terlihat jelas sampai fungsi ginjal anda menurun secara signifikan.

Epidemiologi
Prevalensi dan insidensi gagal ginjal terus meningkat di dunia tak terkecuali di Amerika Serikat. Data dari United State Renal Data System (USRDS) mengindikasikan bahwa gagal ginjal kronik meningkat 104% antara tahun 1990 – 2001. Menurut Third National Health and Examination Survey (NHANES III) diperkirakan bahwa prevalensi penyakit ginjal kronik di Amerika Serikat pada usia dewasa adalah 11% atau 19,2 juta dari penduduk di Amerika Serikat: 3,3% ( 5,9 juta ) pada stadium 1, 3% ( 5,3 juta ) pada stadium 2, 4,3 % ( 7,6 juta ) dengan stadium 3, 0,2% ( 400,000 ) dengan stadium 4 dan 0,2% (300,000) dengan stadium 5. Dan insidensi ESRD terus meningkat sejak tahun 1989. Amerika Serikat memiliki angka insidensi tertinggi, diikuti oleh Jepang. Dan Jepang memiliki prevalensi tertinggi, diikuti oleh Amerika Serikat.
Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Persatuan Nefrologi Indonesia (Perneftri) 2004, diperkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi menderita gagal ginjal kronis tahap terminal dari mereka yang menjalani cuci darah (hemodialisis) hanya sekitar empat ribu sampai lima ribu saja. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Pelaporan dan Pencatatan Rumah Sakit (SP2RS), diperoleh gambaran bahwa penyakit gagal ginjal menduduki peringkat ke empat dari sepuluh penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia dengan PMR sebesar 3,16% (3047 angka kematian). Sedangkan menurut data Profil Kesehatan Indonesia (2006), gagal ginjal menempati urutan ke 6 sebagai penyebab kematian pasien yang dirawat di RS di seluruh Indonesia, dengan PMR 2,99%.
Gejala Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Tanda dan gejala gagal ginjal kronis berkembang secara perlahan. Tanda dan gejala gagal ginjal kronis antara lain:
1.      Berkurangnya urin saat buang air
2.      Mual
3.      Muntah
4.      Hilang nafsu makan
5.      Lelah dan lemah
6.      Bermasalah dalam tidur
7.      Penurunan mental secara tajam
8.      Otot berkedut dan kejang
9.      Bengkak pada area kaki
10.  Timbul rasa gatal

Faktor Resiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal kronis antara lain:
1.      Diabetes
2.      Tekanan darah tinggi
3.      Penyakit jantung
4.      Merokok
5.      Obesitas
6.      Kolesterol tinggi
7.      Sejarah keluarga dengan penyakit ginjal
8.      Usia 65 tahun atau lebih

Diabetes
            Penyakit diabetes awalnya terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa di dalam tubuh. Umumnya, ketika glukosa yang diperoleh dari makanan akan langsung masuk ke dalam aliran darah setelah dicerna di usus. Kemudian glukosa akan masuk ke dalam sel untuk kembali diproses menjadi energi. Proses penyerapan glukosa dari aliran darah ke dalam sel ini membutuhkan insulin dan kepekaan sel reseptor insulin yang tinggiagar nantinya glukosa dapat menembus diniding sel masuk ke dalam sel. Jika tidak ada insulin dan/atau kepekaan sel reseptor insulin terhadap insulin berkurang, maka glujosa tidak  akan bisa terserap masuk ke dalam sel. Ia akan tetap berada dalam aliran darah sehingga kemudian kadar glukosa darah menjadi meningkat.
            Ketika kadar glukosa meningkat akibat berkurangnya asekresi insulin dan/atau menururnnya kepekaan sel terhadap insulin, maka akan dapat mempengaruhi kerja ginjal. Hal ini karena tubuh secara otomatis akan langsung membuang kelebihan glukosa dalam darah memlaui urin. Karenanya kemudian ginjal harus menyaring glukosa dalam darah untuk selanjutnya dibuang bersama dengan urin tersebut. Sekilas memang tidak tampak adanya masalah pada kinerja ginjal, mengingat ginjal memangbertugasmenyaring zat-zat racun lalu membuangnya dalam bentuk urin. Ikutnya glukosa dalam darah bersama urin maka akan mempengaruhi fungsi ginjal. Seperti halnya efek glukosa dalam darah pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan, efek yang sama pun dapat terjadi pada pembuluh darah halus (glomerulus) ginjal.
            Ketika pembuluh darah halus ginjal mengalami penyumbatan, maka fungsi ginjal dapat terhambat mengingat fungsi pembuluh darah tersebut adalah menyaring zat-zat racun dari dalam tubuh. Dengan fungsi ginjal yang terganggu tersebut, maka proses penyaringan zat-zat racun pun menhadi terhambat dan akhirnya zat tersebut terakumulasi di dalam tubuh. Kondisi inilahyang disebut dengan gagal ginjal dan/atau ginjal bocor.

Pencegahan
1.      Jika anda pengkonsumsi minuman beralkohol, minumah dengan tidak berlebihan. Namun alangkah lebih baik jika anda menghindari minuman tersebut.
2.      Jika anda menggunakan obat tanpa resep yang dijual bebas, ikutilah petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan. Penggunaan obat dengan dosis yang terlalu tinggi dan berlebihan akan dapat merusak ginjal.
3.      Jika anda mempunyai sejarah keturunan berpenyakit ginjal, konsultasikan pada dokter tentang obat apa yang sesuai dengan anda.
4.      Jagalah berat badan anda dengan selalu berolahraga secara teratur
5.      Jangan merokok dan jangan pernah berniat untuk mencoba merokok
6.      Selalu kontrol kondisi medis anda dengan bantuan dokter ahli untuk mengetahui kemungkinan peningkatan resiko gagal ginjal agar segera diatasi.
7.      Kepada penderita DM, agar selalu memeriksa kadar gula secara rutin, serta menjaganya selalu berada pada kondisi normal.

nb: sumbernya saya juga lupa. Tugas ini sebenarnya sudah lama sewaktu saya masih semester 5 :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar